Friday, January 28, 2005

Topeng Kepribadian I

Sanguinis - Koleris - Melankolis - Phlegmatis

Jauhhhhhhh bertahun-tahun yg lalu, mungkin semenjak awal buku Florence Littatuer diterbitkan tahun 1996 or 97, gua mendapati diri gua sebagai orang yg berkepribadian Sanguinis dan Koleris. Tapi ada beberapa hal dalam diri gua yg bertentangan dengan hal itu.


1. Perfectionist

Gua bingung kenapa gua begitu perfectionist dalam kategori yg ternyata sudah tidak wajar ketika gua menyadarinya saat kebiasaan itu sudah gua menangkan. Gua tidak perfectionist dalam segala hal. Gua pusatkan semuanya dalam tulisan. Karena gua seorang yg suka menulis dan mencintai kata-kata. Buku catatan gua di kala SMU rapi luar biasa. Gua membenci kesalahan dalam penulisan dan penyingkatan kata. Gua hapal betul segala tanda baca dan bagaimana menggunakannya dengan benar. Tentu saja gua membenci kesalahan penulisan pada orang lain juga. Koran contohnya. Dan kadang kala gua membuat peraturan penulisan bagi diri gua sendiri. Gua menulis 1 halaman penuh dalam catatan pelajaran gua dan pada baris terakhir ada 1 huruf yg salah, maka halaman itu pun dirobek dan gua menulis semuanya secara ulang dari pertama. Akibatnya buku catatan gua selalu menjadi buku yang tipis tapi tanpa kesalahan.
Seorang guru sekaligus kakak bagi gua di masa itu pernah berkata begini buat gua: "Kamu pasti menderita dalam kesempurnaan itu." Saat itu gua tidak terlalu menyadarinya. Tapi gua sepenuhnya sadar bahwa gua terobsesi dalam kesempurnaan tulisan. Sangat terobesesi. Gua melewati bertahun-tahun dalam keadaan seperti itu.
Karakter yg sangat bertentangan dengan pribadi sesungguhnya dalam diri gua yang spontan dan seringkali berantakan yang memang mengisi sisi hidup gua yang lain selain tulis menulis.

Sampai waktu berlalu.. gua lulus dan masuk dalam bidang yang tidak memerlukan catatan fisika, biologi, dan sebagainya dan harus menerima bahwa buku-buku catatan gua yg sempurna harus disumbangkan kepada orang lain. Gua duduk di lemari penyimpanan dan mengumpulkan semuanya sambil memandang sedih. Pelan-pelan gua berubah dan mulai berkompromi dengan kesalahan-kesalahan kecil dan tidak lagi hidup dalam kesempurnaan yang menjadi obsesi. Gua masih mencintai kata-kata.. masih mencintai kerapihan dalam penulisan, kesempurnaan tanda baca, dan cara penulisan kalimat yang baik dan benar.. tapi gua mulai bisa hidup tanpa segala sesuatunya harus sempurna. Gua mulai bisa menerima tip-ex sebagai bagian dari alat tulis.



Manusia tidak harus menjadi sempurna untuk dihargai dan dicintai. Tuhan lah yang membuat manusia menjadi sempurna. Manusia tidak mampu.

No comments: